move on
Oleh : zaki afdhol dinilai haq
Masa remaja adalah masa yang sebagian orang menganggapnya sebagai masa terindah dalam sebuah perjalanan kehidupan. Menurut Jersilad dalam bukunya “The psychology of adolescence” mengatakan bahwa, masa remaja adalah masa dimana pribadi manusia berubah dari anak-anak menuju kearah pribadi orang dewasa.
Pada masa itu terjadi proses yang dinamakan pubertas, ditandai dengan banyak perubahan pada dirinya baik fisik maupun psikis, yang salah satu tandanya yaitu ketertarikan terhadap lawan jenis. Keadaan ini sangat wajar dialami oleh seorang remaja, ada kalanya ia menggebu-gebu perihal percintaan yang membuatnya kerap kali merasa gelisah, susah tidur karna selalu mengingat pasangannya atau “si doi”. Perubahan fisik yang biasa dialami oleh remaja juga menyebabkan adanya suatu perubahan psikologis. Pada masa ini terjadi Heightened Emotionality yaitu suatu keadaan kondisi emosi tampak lebih tinggi dari biasanya yang dapat diartikan remaja dalam keadaan labil dan tidak terkontrol.
Kisah cinta pada remaja tak selamanya berjalan sesuai ekspektasi, ada kalanya ia akan dihadapkan pada keadaan yang tidak mengenakkan yang sering disebut dengan galau. Ya, saat ini galau menjadi trending topik di kalangan remaja dan faktanya sebagian besar kegalauan disebabkan oleh percintaan. Timbulnya kegalauan memiliki banyak faktor yang melatarbelakanginya.
Pertama, ketika seseorang dengan perasaan cinta yang amat sangat, ternyata harus mengakhiri hubungan yang telah dijalaninya setelah menghabiskan banyak waktu bersama pasangannya. Kedua, kasus kegalauan yang terjadi pada remaja apabila ia telah mempunyai pasangan yang tidak tahan uji terhadap godaan selama menjalin hubungan. Ketika pasangannya sendiri telah mempunyai kekasih lain, yang biasa disebut dengan “selingkuh”. Pada prosesnya pasangan yang diselingkuhi akan merasa perasaannya dihianati.
Ketiga, faktor ini berbeda dari faktor-faktor sebelumnya yang berkaitan dengan pasangannya, kasus ini terjadi pada seseorang yang belum menjadi pasangan atau akan menjadi pasangan. Ketika kita mempunyai seseorang yang dekat dengan kita, lalu tiba-tiba si dia jalan dengan orang lain atau bahkan dia udah menjalin hubungan dengan orang lain.
Tak jarang galau banyak merubah hidup seseorang, entah jauh lebih baik atau yang banyak terjadi adalah semakin menjadi buruk. Pada awal-awal kegalauan itu sedikit banyak merubah pola fikir dan aktifitas sehari-hari, untuk orang yang tingkat kegalauannya sudah “akut” ia akan merasakan bahwa kehidupannya sudah tak berarti, dan apabila terus larut dalam kesedihannya tak jarang orang itu akan tidak menggunakan akal sehatnya untuk melakukan apa saja yang ia anggap benar. Untuk kasus-kasus yang biasa saja atau ringan, maka aktifitas akan sedikit terganggu, mulai dari tidak bisa berhenti memikirkan tentang dia, meluapkan kesedihannya dengan menangis, tidak nafsu makan, akan sulit berkonsentrasi pada pelajaran sampai tidak bisa tidur (insomnia). Lalu jika sudah begitu maka sebagian orang akan mengungkapkan kegalauannya itu sendiri dengan berbagai macam cara, sebagian orang akan banyak bercerita di diary atau status -status sosial medianya.
Dari kasus-kasus diatas, bahwa patah hari itu akan menyebabkan kegaluan, dari kegalauan itu kita harus “Move on” dari keadaan yang membuat perasaan galau itu sendiri, yang lebih berdampak negative pada kehidpan kita, itu adalah momok menakutkan pada remaja zaman now.
Jika kita berbicara tentang move on, itu salah satu itikat baik dari hati untuk terlepas dari bayang- bayang sakit hati, bayang-bayang kegalauan dan yang lebih pasti adalah untuk melupakan si dia. Dengan harapan bahwa rasa sakit itu aka berkurang dan perlahan-lahan akan hilang.
Tapi pertanyaanya adalah, apakah remaja mudah untuk move on dari seseorang? Nyatanyas sebagian besar remaja mengatakan bahwa move on itu sulit diakukan, dan pada ahirnya banyak remaja yang “gagal move on”. Kegagalan itu banyak penyebabnya, dari masalah klasik yang ia merasa masih nyaman, masih mempunyai perasaan, masih berharap dengan si doi, dan masih banyak yang lain.
Pada dasarnya kegagalan dalam move on itu dipengaruhi banyak faktor. kita tidak bisa menerima kenyataan bahwa kita sudah tidak ada hubungan dengan dia, yang lebih rumit lagi dari masalah gagal move on adalah hati kita masih tidak mau berpaling dari dia, menganggap dia lebih baik dari siapapun dan tidak membuka hati kepada orang lain untuk waktu yang lama.
Komentar
Posting Komentar