IPM di tengah arus pandemi
Oleh : sindi sanora
Adanya pandemi Covid19 yang saat ini sudah lebih dari setengah tahun menyerang negara kita dimana kehadirannya sangat berdampak bagi seluruh sektor kehidupan.Krisisi yang dipicu oleh pandemi Covid-19 memengaruhi situasi ketenagakerjaan dengan banyaknya pegawai yang diPHK,sektor pendidikan yang mengharuskan siswanya untuk belajar dirumah hingga perekonomian negara yang terus memburuk.
Kebijakan pemerintah telah dikeluarkan untuk penangani permasalahan ada saat ini diantanya dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) ditetapkan pada 31 Maret 2020,disusul dengan peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB dalam rangka Percepatan Penanganan Covid-19 ditetapkan pada 3 April
2020. Kebijakan PSBB antaralain: 1)Peliburan sekolah dan tempat kerja; 2)Pembatasan kegiatan keagamaan; 3)Pembatasan kegiatan ditempat/fasilitas umum; 4)Pembatasan kegiatan sosial budaya; 5) Pembatasan modatransportasi;dan 6)Pembatasan kegiatan lainnya terkait aspek pertahanan dan keamanan.
Dengan adanya batasan-batasan yang ditetapkan sebagai kebijakan oleh pemerintah.Sudah pasti seluruh kegiatan yang ada mulai dari sektor ketenagakerjaan hingga pendidikan tidak dapat dilakukan secara tatapmuka,maka alternatifnya kegiatan dilakukan secara daring (online).Hal ini merupakan masalah baru yang dirasakan masyarakat,tidak terkecuali IPM Sebagai Gerakan pelajar. IPM yang arah geraknya adalah pelajar dan dengan tradisi keilmuann yaitu secara langsung terkena dampak dari kebijakan kebijakan yang ada.Pelajar saat ini banyak disuguhi berbagai metode pembelajaran online dengan seluruh aktifitas pembelajaran dirumah.
Pada dasarnya hampir seluruh kegiatan dalam IPM baik diskusi,pelatihan hingga penggkaderan dilakukan secara offline (tatapmuka) dengan panduan yang sudah ditetapkan. IPM saat ini tidak juga bisa sepenuhnya memaksakan kehendak untuk melakukan kegiatan kegiatan yang dilakukan secara tatap muka dengan peserta banyak. Kegiatan yang dirasa penting dilakukan dapat tetap di dengan menerapkan protokol kesehatan dan tidak dilakukan secara terus menerus.Walaupun kita sama sama mengerti bahwa pelatihan dan pengkaderan merupakan jantung dari pergerakan,namun IPM juga sadar akan kebijakan yang dibuat pemerintah untuk memutus rantai penyebaran covid tersebut.
Ruang gerak yang sempit dalam beraktivitas tatap muka membawa IPM harus juga beradaptasi dan memberikan solusi pada keadaan saat ini.
Pesan ayahanda Haedar Nashir pada pembukaan tanwir IPM. Beliau berharap IPM menjadi kekuatan yang menjadi solusi dikala dunia pendidikan dan warga bangsa menghadapi Pandemi Covid-19. Mengiginkan agar IPM harus menjadi kekuatan terdepan dalam mencari solusi tentang bagaimana anak-anak bangsa dapat belajar secara daring yang efektif dan mampu menyerap dunia ilmu secara baik.
"Biarpun tidak sempurna,sebagaimana belajar secara langsung,tapi saatnyalah IPM memberi contoh langkah-langkah dan metode yang keren dan kreatif,membantu dunia pendidikan agar tetap menjalankan tugasnya mencerdaskan kehidupan bangsa.Jangan sampai ada keluhan di mana anak-anak Indonesia karena ada Covid-19 tidak bisa belajar dengan baik,maka IPM harus memberi edukasi kepada anak-anak milienial dan generasi bangsa lainnya,”ujarAyahanda.
Pandemi bukan halangan IPM sebagai organisasi keilmuan dengan gerakannya bercorak intelektualisme dan aktivisme yang dijalankan dengan seimbang. Corak tersebut terimplementasi dalam sikap ilmiah,kritis,kreatif dan inovatif. Untuk menjawab masalah yang ada pada situasi ini IPM memanfaatkan media berbasis teknologi informasi untuk melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan seminar,workshop, maupun diskusi-diskusi yang pada dasarnya tidak dapat lepas dari IPM sebagi kegiatan transfer ilmu,bertukar pikiran yang nyatanya dimasa pandemi dijadikan peluang untuk kegiatan semacam ini menjamur dan menjadi pilihan favorit dalam menjalankan dengan berbagai kemudahan dalam proses pelaksanannya.
Pada kegiatan permusyawarahan yang biasanya kita lakukan secara langsung dengan konsep yang sudah ada saat ini, harus juga berubah mengikuti keadaan mengingat permusyawarahan adalah hal pokok dalam ikatan.Tanwir IPM yang dilakukan secara daring oleh PP IPM pada tanggal 29 Agustus 2020 dengan menghasilkan keputusan Muktamar dilakukan secara daring atau kombinasi daring dan luring yang juga dimaksud hybrid menjadi terbosan baru dalam menjawab masalah yang ada saat ini.
Tidak kalah solutif,berbagai perlombaan yang menghasilkan karya-karya baru dan kreativitas pelajar juga sudah banyak dilakukan,dalam milad IPM yang ke 59 lomba kreatif yang dikuti oleh semua kader IPM dipilih untuk menyemarakan miladd engan tujuan agar kader-kader ipm tidak hanya pintar dalam keilmuan tapi bisa menjadi kreatif dan inovatif.
Pemanfaatan teknologi informasi dengan baik dirasa merupakan solusi yang efektif dalam menghadapi pandemi ini,pelajar dituntut untuk selalu peka dan solutif dalam menghadapi tantangan zaman.
Komentar
Posting Komentar