Filantropi Pelajar serta Kontribusi Nyata IPM

 





وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” -Qs. Ali-Imron ;104

Masyarakat islam yang sebenar-benarnya yang dimaksud adalah masyarakat madani yaitu masyarakat yang menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran agama Islam sehingga terbentuklah sebuah negara yang baldatun thoyibatun warobbun ghafur yaitu negara yang baik yang diampuni Allah.

Atau dalam konteks Jawa yaitu gemah ripah loh jinawi. Trisula Muhammadiyah yang lama, agenda praksis dalam paradigma Muhammadiyah adalah healing (kesehatan), schooling (pendidikan), dan feeding (sosial). Setelah sukses dalam paradigma gerakan tersebut, kemudian Muhammadiyah memperbarui trisulanya dengan yang baru yaitu kebencanaan yang digawangi oleh MDMC, Kemanusiaan yang digawangi oleh Lazismu, dan Pemberdayaan masyarakat yang digawangi oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat.

Ketiganya merupakan pengejawantahan dari jati diri asli gerakan Muhammadiyah yang berdimensi kemanusiaan sejagad yang melintasi golongan, agama, dan sektarianisme yang parokialistik. Dalam pemberdayaan masyarakat ditangan Said Tuhuleley dan Muslim Abdurrahman, MPM berhasil mendorong Muhammadiyah untuk berpartisipasi aktif dalam pengabdian kepada kemanusiaan, terutama dalam dunia buruh, petani dan nelayan.

Sementara itu, Zakiyuddin Baidhawi menyebut bahwa Lazismu yang lahir pada tahun 2002 sebagai tengara Muhammadiyah siap menjadi mujadid di kurun kedua.

Spirit Al-Maun baru dalam Lazismu didasarkan pada keadilan sosial, pembangunan manusia, dan pengentasan kemiskinan. Lembaga amil ini meramu isu-isu kontemporer yang menjadi problem besar bangsa ini.

Kemiskinan, marginalisasi sosial, kemerosotan sumber daya manusia, dan ketidakadilan sosial di tengah pembangunan dan pertumbuhan ekonomi positif.

Lembaga amil ini memanfaatkan potensi zakat, infak, sedekah, wakaf, dan donasi filantropi lainnya untuk didayagunakan secara produktif bagi re-distribusi kesejahteraan yang sesungguhnya menjadi tanggung jawab negara. Ketika negara kurang hadir di dalam persoalan ini, Lazismu memberikan alternatif. Sesuai analisis Gidden, Lazismu membuka harapan baru bagi pemerataan kesejahteraan yang berkeadilan.

Enam Pilar Program Lazis Muhamadiyah yang tertuang dalam Restra Lazismu 2021-2025, Sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) tingkat nasional, Lazis Muhammadiyah (Lazismu) senantiasa peduli dan tanggap terhadap dinamika dan perkembangan kehidupan di tanah air. Kegiatan Lazismu disusun menjadi enam pilar utama, yaitu Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Sosial-Dakwah, Kemanusiaan, dan Linkungan . Dengan budaya kerja amanah, profesional dan transparan Lazismu berusaha mengembangkan diri menjadi lembaga amil zakat terpercaya. Program-program lazismu disusun dan dikembangkan menjadi model pemberdayaan yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup, terjadinya perubahan sosial dan meningkatnya taraf kehidupan masyarakat.

Pilar Pendidikan Lazismu adalah program yang diarahkan untuk meningkatnya sumber daya manusia dan kader-kader keumatan dan kebangsaan melalui kegiatan pendidikan, penyediaan beasiswa, pelatihan guru, dan memperkuat peran strategis fasilitas pendidikan, baik di tingkat sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Program nasional pilar pendidikan Lazismu diantaranya; Beasiswa Mentari, Beasiswa Sang Surya, Peduli Guru, Save Our School (Rehabilitasi Sekolah), MSPP (Muhammadiyah Scholarship Preparation Program, serta LAzsismu Goes to School/Campus

Menggagas Gerakan Anti-Putus Sekolah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah organisasi otonom dibawah Persyarikatan Muhammadiyah yang memiliki hak preogratif untuk mengurus rumat tangganya sendiri dan tetap sejalur dangan prinsip-prinsip dasar Gerakan Muhammadiyah.

Sejak didirikan pada tanggal 18 juli 1961 di Kota Surakarta yang berarti usia IPM sekarang sudah 59 tahun. Sudah lebih dari setengah abad IPM berdakwah dan berjuang dalam rangka terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlaq mulia dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

IPM adalah jawaban atas kegelisahan Muhammadiyah dalam melebarkan sayap dakwah dan gerakan islamnya di kalangan pelajar. Muhammadiyah lahir dalam gerakan awal fokus pada pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat UUD 1945.

Sehingga kiprah dan dakwah progresif di kalangan pelajar harus diambil alih IPM dan menggelorakan semangat islam berkemajuan dengan nilai-nilai humanis, progresif dan kreatif sehingga dakwah di kalangan pelajar bisa menyentuh ke akar rumput.

Data Kementerian menunjukkan setiap tahunnya lebih dari 1,5 juta anak tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Data 2000 memperlihatkan, hanya 80%  murid sekolah dasar yang bertahan hingga lulus.

Dari jumlah lulusan tersebut, hanya sekitar 61% yang melanjutkan ke sekolah menengah pertama dan yang sederajat. Sementara itu, dari 48% tersebut, yang melanjutkan ke SMA tinggal 21% dan berhasil lulus hanya sekitar 10%.  Sedangkan yang melanjutkan ke perguruan tinggi hanya sekitar 1,4%.

Lazismu juga memiliki program pilar yang pertama yaitu pilar pendidikan. Beberapa program yang sudah berjalan adalah program beasiswa mentari. Beasiswa Mentari adalah program yang bentuknya memberikan beasiswa/bantuan biaya pendidikan bagi murid tingkat SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK kurang mampu agar mereka bisa tetap bersekolah dan menurunkan angka putus sekolah.

Mengenyam bangku sekolah adalah hak setiap anak-anak di Indonesia dan mencerdaskan kehidupan bangsa adalah amanat UUD 1945 yang harus diperjuangkan tidak hanya oleh pemerintah saja namun juga Persyarikatan Muhammadiyah dan juga Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Melalui gerakan anti-putus sekolah yang akan di pelopori oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah Provinsi Lampung yang juga bersinergi dengan Lazismu Lampung, melalui aksi infaq filantropi cilik yang menggunakan media celengan infaq sehari 2 ribu rupiah yang nantinya dana tersebut akan disetorkan ke Lazismu. Kemudian, Lazismu akan mendayagunakan dana tersebut dalam berbagai program pilar pendidikan, seperti beasiswa mentari, save our school dll. Sebagai contoh, program subsidi silang ini sudah dilaksanakan di SD Muhammadiyah 1 Bandar Lampung.

Ikatan Pelajar Muhammadiyah di Provinsi Lampung diharapkan dapat memasifkan gerakan anti-putus sekolah yang juga sejalan dengan program kerja bidang advokasi. Jika aksi ini dilakukan serentak oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah, kita bisa menurunkan angka putus sekolah melalui program beasiswa mentari untuk pelajar tetap sekolah.

Gerakan Anti-Putus Sekolah ini sejalan juga dengan Program Lazismu yang berfokus pada anak-anak pelajar putus sekolah yang kekurangan biaya sedangkan minat dan bakat serta kemampuan intelektual akademis memadai untuk dibantu melanjutkan sekolah.

Oleh    : Nisa Rahmania (PW IPM Lampung)

Editor  : Salman Rifqi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara akh, ukh, sis, atau cuk!

Sumber Hukum dalam Islam

IPM di tengah arus pandemi